Yordania, sebuah negara kerajaan yang tersembunyi di jantung Timur Tengah, adalah permata sejati yang menawarkan perpaduan tak tertandingi antara sejarah kuno, keindahan alam yang memukau, dan keramahan budaya yang hangat. Dari kota-kota kuno yang terukir di batu hingga gurun pasir yang luas dan laut biru yang menenangkan, Yordania memanggil para penjelajah dengan janji petualangan yang tak terlupakan.
Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan mendalam melintasi Yordania, mengungkap lapisan-lapisan sejarahnya yang kaya, keajaiban geografisnya, budaya yang hidup, serta destinasi-destinasi ikonik yang telah memikat hati jutaan orang. Siapkan diri Anda untuk menyelami kisah-kisah ribuan tahun, merasakan kehangatan orang-orangnya, dan menyaksikan keindahan lanskap yang tak ada duanya.
Sejarah Yordania adalah permadani yang ditenun dari benang-benang peradaban kuno yang tak terhitung jumlahnya. Wilayah ini telah menjadi saksi bisu kebangkitan dan kejatuhan kerajaan, perlintasan rute perdagangan kuno, dan titik pertemuan budaya selama ribuan tahun.
Jejak manusia pertama di Yordania dapat ditelusuri hingga periode Paleolitikum. Lembah Yordan dan dataran tinggi timur menyediakan lingkungan yang subur bagi komunitas awal. Pada periode Neolitikum, sekitar 8000 SM, Yordania adalah rumah bagi beberapa pemukiman pertanian tertua di dunia, seperti 'Ain Ghazal, yang terkenal dengan patung-patung kapur antropomorfiknya yang berusia 9000 tahun, memberikan wawasan langka tentang seni dan kepercayaan masyarakat pra-keramik.
Pada Zaman Perunggu dan Besi, wilayah yang sekarang disebut Yordania dihuni oleh kerajaan-kerajaan Semit yang disebutkan dalam Alkitab: Edom di selatan (sekitar Petra), Moab di timur Laut Mati, dan Ammon di sekitar Amman modern. Kerajaan-kerajaan ini memiliki sejarah konflik dan aliansi dengan bangsa Israel kuno, Asyur, Babel, dan Mesir. Banyak situs arkeologi di Yordania saat ini menyimpan bukti-bukti keberadaan kerajaan-kerajaan ini, termasuk benteng, pemukiman, dan artefak.
Penaklukan oleh Alexander Agung pada abad ke-4 SM membawa gelombang Hellenisasi ke wilayah tersebut. Kota-kota gaya Yunani-Romawi didirikan, dan budaya lokal berinteraksi dengan pengaruh Yunani. Setelah kematian Alexander, wilayah ini jatuh di bawah kekuasaan dinasti Ptolemeus dan Seleukia.
Namun, puncak kejayaan era klasik di Yordania terjadi di bawah Kekaisaran Romawi. Pada tahun 106 M, Kaisar Trajan secara resmi mencaplok Kerajaan Nabatea, dengan ibu kotanya Petra, ke dalam provinsi Arabia Petraea. Romawi membangun infrastruktur yang mengesankan, termasuk jalan-jalan militer seperti Via Nova Traiana, benteng-benteng, dan kota-kota megah. Jerash, yang dikenal sebagai "Pompeii dari Timur," adalah salah satu contoh terbaik dari perencanaan kota Romawi, dengan jalan berkolonade, teater, kuil, dan forum oval yang masih berdiri megah hingga hari ini.
Setelah pembagian Kekaisaran Romawi, Yordania menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium. Periode ini ditandai dengan penyebaran agama Kristen yang pesat. Banyak gereja dibangun, dan seni mosaik berkembang pesat. Madaba, misalnya, terkenal dengan peta mosaik kuno Yerusalem dan Tanah Suci dari abad ke-6, yang merupakan salah satu karya seni kartografi paling awal yang bertahan.
Pada abad ke-7 Masehi, gelombang penaklukan Islam menyapu wilayah Yordania. Setelah Pertempuran Yarmouk pada tahun 636 M, Yordania jatuh ke tangan Kekhalifahan Rashidun. Wilayah ini kemudian menjadi bagian dari Kekhalifahan Umayyah, yang mendirikan beberapa "kastil gurun" yang indah, seperti Qasr Amra, Qasr Kharana, dan Qasr Azraq, yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan atau pos militer. Kastil-kastil ini menunjukkan arsitektur Islam awal yang unik dan beberapa di antaranya dihiasi dengan fresko-fresko yang menakjubkan.
Selama periode Abbasiyah, Mamluk, dan akhirnya Kekaisaran Ottoman (dari awal abad ke-16 hingga Perang Dunia I), Yordania menjadi bagian dari jalur haji yang penting ke Mekah, Darb al-Hajj. Namun, wilayah tersebut seringkali terpencil dan kurang berkembang, meskipun keberadaan jalur kereta api Hejaz yang dibangun Ottoman pada awal abad ke-20 meningkatkan konektivitas.
Pada awal abad ke-20, ketika Kekaisaran Ottoman melemah, nasionalisme Arab mulai bangkit. Selama Perang Dunia I, Yordania menjadi medan penting bagi Pemberontakan Arab (1916-1918), yang dipimpin oleh Pangeran Faisal ibn Hussein dan didukung oleh Inggris, termasuk tokoh legendaris T.E. Lawrence (Lawrence of Arabia). Pemberontakan ini bertujuan untuk membebaskan tanah Arab dari kekuasaan Ottoman.
Setelah perang, wilayah ini ditempatkan di bawah Mandat Inggris atas Palestina. Pada tahun 1921, Emir Abdullah I, kakek buyut Raja Abdullah II saat ini, diangkat sebagai Emir Transyordania, entitas yang secara efektif menjadi sebuah protektorat Inggris. Transyordania secara resmi memperoleh kemerdekaan penuh sebagai Kerajaan Hasyimiah Yordania pada tahun 1946, dengan Emir Abdullah I sebagai rajanya.
Sejak kemerdekaannya, Yordania memainkan peran kunci dalam konflik dan dinamika politik Timur Tengah. Setelah Perang Arab-Israel tahun 1948, Yordania menganeksasi Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang dikuasai hingga Perang Enam Hari tahun 1967. Yordania juga telah menerima gelombang besar pengungsi Palestina, Irak, dan Suriah, membentuk masyarakat multikultural yang unik dan seringkali penuh tantangan. Meskipun demikian, Yordania tetap menjadi mercusuar stabilitas di kawasan yang bergejolak, berkomitmen pada perdamaian regional dan pembangunan.
Terletak di persimpangan Asia, Afrika, dan Eropa, geografi Yordania adalah perpaduan lanskap yang menakjubkan dan kontras. Dari lembah sungai yang subur hingga gurun yang gersang dan garis pantai di Laut Merah, Yordania menawarkan keanekaragaman alam yang mencolok.
Yordania berbatasan dengan Suriah di utara, Irak di timur laut, Arab Saudi di timur dan selatan, serta Israel dan Tepi Barat di barat. Di bagian barat daya, Yordania memiliki akses sempit ke Laut Merah melalui kota pelabuhan Aqaba. Posisi geografisnya yang strategis telah menjadikannya jalur perdagangan dan militer yang penting selama ribuan tahun.
Yordania dapat dibagi menjadi beberapa zona geografis utama:
Sungai Yordan adalah sungai utama di Yordania, meskipun alirannya telah berkurang secara signifikan karena penggunaan air oleh negara-negara di sekitarnya. Sungai ini memiliki makna religius yang besar bagi umat Kristen dan Yahudi. Laut Mati, di sisi lain, adalah danau air asin super yang terkenal dengan kemampuan mengambang karena konsentrasi garamnya yang sangat tinggi. Perairan ini juga kaya akan mineral, menjadikannya tujuan wisata kesehatan yang populer.
Di selatan, Teluk Aqaba di Laut Merah menawarkan ekosistem laut yang kaya dengan terumbu karang yang indah, menjadikannya surganya penyelam dan penggemar olahraga air.
Yordania memiliki iklim Mediterania di barat dan iklim gurun di timur. Musim panas biasanya panas dan kering di sebagian besar wilayah, dengan suhu rata-rata mencapai 30-35°C (86-95°F), dan bisa lebih tinggi lagi di Lembah Yordan dan Aqaba. Musim dingin sejuk, terutama di dataran tinggi, di mana suhu bisa turun di bawah 0°C (32°F) dan kadang-kadang terjadi salju, terutama di Amman.
Curah hujan sebagian besar terjadi antara bulan November dan Maret, dengan sebagian besar air jatuh di wilayah barat laut dan dataran tinggi. Gurun timur menerima sangat sedikit curah hujan sepanjang tahun, menjadikannya lanskap yang gersang dan dramatis.
Budaya Yordania adalah cerminan dari sejarahnya yang kaya, perpaduan tradisi Badui, pengaruh Islam, dan modernitas perkotaan. Yang paling menonjol dari budaya ini adalah nilai karam, atau keramahan, yang mendalam dan tulus.
Keramahan adalah inti dari budaya Yordania. Tamu dianggap sebagai anugerah dari Tuhan, dan orang Yordania akan berusaha keras untuk membuat pengunjung merasa diterima dan nyaman. Ini sering kali berarti menawarkan teh atau kopi, berbagi makanan, dan terlibat dalam percakapan yang ramah, bahkan dengan orang asing. Pengalaman menginap di tenda Badui di Wadi Rum atau berbagi teh dengan penduduk lokal adalah contoh nyata dari keramahan Yordania yang tak terlupakan.
Meskipun Yordania semakin urban, tradisi Badui tetap menjadi bagian integral dari identitas nasional, terutama di daerah pedesaan dan gurun. Orang Badui dikenal karena pengetahuan mereka tentang gurun, keterampilan bertahan hidup, dan gaya hidup nomaden atau semi-nomaden. Musik, puisi, dan tari Badui, seperti tarian pedang, sering kali menjadi bagian dari perayaan dan acara sosial.
Keluarga adalah unit sosial yang sangat penting di Yordania. Ikatan keluarga sangat kuat, dan rasa hormat terhadap orang tua dan lansia adalah fundamental. Komunitas juga memainkan peran besar, dengan tetangga sering kali saling membantu dan mendukung. Nilai-nilai seperti rasa hormat, kehormatan, dan solidaritas sangat dijunjung tinggi.
Islam adalah agama mayoritas di Yordania, dengan sebagian besar penduduk menganut Islam Sunni. Namun, ada juga komunitas Kristen yang signifikan, yang telah hadir di wilayah ini sejak zaman awal Kekristenan. Yordania dikenal karena tingkat toleransi beragama yang relatif tinggi, dan komunitas-komunitas ini hidup berdampingan secara damai. Banyak situs keagamaan penting bagi Muslim dan Kristen tersebar di seluruh negeri.
Bahasa resmi Yordania adalah bahasa Arab. Dialek Yordania adalah bagian dari dialek Levant, yang mudah dipahami di sebagian besar dunia Arab. Meskipun demikian, bahasa Inggris cukup banyak digunakan, terutama di sektor pariwisata dan di kota-kota besar.
Seni tradisional Yordania mencakup tenun, kerajinan tangan, dan mosaik. Mosaik Madaba adalah contoh luar biasa dari warisan artistik Bizantium yang masih dilestarikan dan diproduksi hingga hari ini. Kaligrafi Arab juga merupakan bentuk seni yang sangat dihormati.
Kuliner Yordania adalah perpaduan yang lezat dari cita rasa Timur Tengah, Mediterania, dan tradisi Badui. Makanan adalah bagian integral dari keramahan Yordania, dan setiap hidangan disajikan dengan kemurahan hati dan kehangatan.
Mansaf adalah hidangan nasional Yordania dan merupakan simbol kemurahan hati dan keramahan. Hidangan ini terdiri dari daging domba yang dimasak dalam saus yogurt kering yang difermentasi yang disebut jameed, disajikan di atas hamparan nasi dengan taburan kacang pinus dan peterseli. Mansaf biasanya disajikan di piring besar komunal dan dimakan dengan tangan kanan. Ini adalah hidangan yang wajib dicoba untuk merasakan esensi kuliner Yordania.
Ekonomi Yordania relatif kecil dan terbuka, sangat bergantung pada perdagangan dan bantuan asing. Pariwisata adalah sektor vital, meskipun menghadapi tantangan dari ketidakstabilan regional.
Pariwisata adalah pilar utama ekonomi Yordania, menyumbang porsi signifikan dari PDB dan menciptakan banyak lapangan kerja. Keberadaan situs-situs warisan dunia seperti Petra, Wadi Rum, dan Laut Mati, bersama dengan situs-situs keagamaan dan kota-kota bersejarah, menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Pemerintah Yordania terus berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur pariwisata dan promosi destinasi.
Yordania memiliki sumber daya mineral yang terbatas tetapi penting, terutama fosfat dan kalium. Penambangan fosfat adalah salah satu industri ekspor terbesar. Laut Mati juga merupakan sumber magnesium dan mineral lainnya. Namun, Yordania sangat miskin sumber daya minyak dan gas, membuatnya sangat bergantung pada impor energi.
Sektor manufaktur Yordania mencakup tekstil, pupuk, produk farmasi, dan bahan kimia. Pertanian, meskipun terbatas oleh ketersediaan air, tetap penting, terutama di Lembah Yordan yang subur, menghasilkan buah-buahan dan sayuran. Sektor jasa, termasuk perbankan dan telekomunikasi, juga berkembang. Yordania juga memiliki reputasi sebagai pusat layanan kesehatan di kawasan ini.
Yordania menghadapi beberapa tantangan ekonomi, termasuk tingginya tingkat pengangguran (terutama di kalangan pemuda), kekurangan air yang kronis, ketergantungan pada energi impor, dan tekanan akibat gelombang pengungsi besar. Meskipun demikian, pemerintah Yordania terus berupaya mereformasi ekonomi dan meningkatkan investasi asing.
Yordania adalah harta karun destinasi wisata, masing-masing menawarkan pengalaman unik dan tak terlupakan.
Ilustrasi ikonik Al-Khazneh (The Treasury) di Petra.
Tidak ada kunjungan ke Yordania yang lengkap tanpa mengagumi Petra, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru dan Situs Warisan Dunia UNESCO. Kota kuno ini, yang dikenal sebagai "Kota Mawar Merah" karena warna batuan pasirnya, diukir dengan indah oleh bangsa Nabatea, suku Arab kuno, lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Petra adalah ibu kota kerajaan Nabatea yang makmur, sebuah pusat perdagangan penting yang mengendalikan rute karavan yang menghubungkan Arab, Mesir, dan Levant.
Perjalanan ke Petra dimulai dengan melewati Siq, sebuah ngarai sempit sepanjang 1,2 km yang diapit oleh tebing-tebing setinggi 80 meter. Pengalaman berjalan melalui Siq, dengan tebing-tebing yang berubah warna dan cahaya yang dramatis, adalah prelude yang menakjubkan sebelum tiba di pemandangan yang paling ikonik: Al-Khazneh, atau "The Treasury." Fasad megah yang diukir di tebing ini, dengan detail arsitektur Helenistiknya, adalah mahakarya sejati arsitektur Nabatea dan salah satu pemandangan paling terkenal di dunia.
Namun, Petra bukan hanya The Treasury. Situs ini membentang sangat luas dan menawarkan banyak hal untuk dijelajahi:
Mengunjungi Petra adalah seperti melangkah kembali ke masa lalu, berjalan di antara reruntuhan yang menjulang tinggi yang menceritakan kisah-kisah peradaban yang hilang dan kecerdikan manusia yang luar biasa. Dianjurkan untuk mengalokasikan setidaknya dua hari penuh untuk menjelajahi semua yang ditawarkan Petra.
Ilustrasi tenda Badui dan unta di gurun Wadi Rum.
Wadi Rum, atau "Lembah Bulan," adalah lanskap gurun yang menakjubkan dan salah satu situs Warisan Dunia UNESCO lainnya di Yordania. Dengan tebing-tebing batu pasir merah yang menjulang tinggi, formasi batuan yang unik, dan hamparan pasir yang luas, Wadi Rum menawarkan pemandangan yang begitu dramatis sehingga seringkali disamakan dengan lanskap Mars. Inilah mengapa banyak film fiksi ilmiah, seperti "The Martian" dan "Dune," memilih Wadi Rum sebagai lokasi syuting.
Wadi Rum adalah rumah bagi suku Badui Zalabia yang ramah, yang telah tinggal di gurun ini selama berabad-abad dan menjadi pemandu ahli bagi para pengunjung. Pengalaman yang paling populer di Wadi Rum adalah:
Wadi Rum bukan hanya tentang pemandangan yang indah; ini adalah pengalaman imersif yang memungkinkan Anda untuk terhubung dengan alam, sejarah, dan budaya Badui. Ini adalah tempat di mana T.E. Lawrence menghabiskan banyak waktu selama Pemberontakan Arab dan menulis tentang keajaiban gurun ini.
Ilustrasi orang mengambang santai di Laut Mati.
Laut Mati, atau Bahar al-Mayyit dalam bahasa Arab, adalah danau hipersalin yang terkenal di dunia dan merupakan titik terendah di permukaan bumi, sekitar 430 meter di bawah permukaan laut. Konsentrasi garamnya yang ekstrem (sekitar 34%) membuat Anda dapat mengambang dengan mudah di permukaannya, sebuah pengalaman yang unik dan menyenangkan.
Selain daya tarik mengambang, Laut Mati juga terkenal karena khasiat terapeutiknya. Lumpur hitamnya yang kaya mineral dipercaya memiliki manfaat untuk kulit dan kesehatan, menarik banyak pengunjung untuk melakukan perawatan spa alami. Banyak resor mewah telah dibangun di sepanjang pantai Yordania, menawarkan fasilitas spa lengkap.
Pengunjung juga dapat mengoleskan lumpur mineral ke seluruh tubuh, membiarkannya kering di bawah sinar matahari gurun, dan kemudian membilasnya di perairan asin. Pengalaman ini tidak hanya menyegarkan tetapi juga memberikan relaksasi yang mendalam. Jangan lupa untuk berhati-hati agar air asin tidak masuk ke mata Anda, karena sangat pedih.
Ilustrasi skyline Amman yang memadukan sejarah dan modernitas.
Amman, ibu kota Yordania, adalah kota yang dinamis dan bersemangat, yang berhasil memadukan pesona kuno dengan modernitas yang berkembang pesat. Kota ini dibangun di atas tujuh bukit asli, tetapi sekarang telah menyebar ke lebih banyak lagi, menawarkan pemandangan kota yang berliku-liku dari berbagai sudut pandang.
Sebagai salah satu kota berpenghuni tertua di dunia, Amman memiliki sejarah yang kaya, pernah dikenal sebagai Rabbath Ammon dan kemudian Philadelphia di bawah kekuasaan Romawi. Destinasi penting di Amman meliputi:
Amman adalah pintu gerbang yang sempurna untuk menjelajahi Yordania, menawarkan akomodasi modern, beragam pilihan kuliner, dan kehidupan malam yang semarak.
Di sebelah utara Amman, terletak reruntuhan kota Romawi kuno Jerash, sering disebut sebagai "Pompeii dari Timur" karena kondisinya yang luar biasa terpelihara. Jerash adalah salah satu kota Dekapolis, serangkaian sepuluh kota perbatasan Romawi di Timur Tengah, dan merupakan salah satu situs Romawi yang paling mengesankan di luar Italia.
Masuk ke Jerash melalui Gerbang Hadrian yang megah, dan Anda akan disambut oleh Forum Oval yang unik, sebuah alun-alun elips yang dikelilingi oleh kolom-kolom Ionik. Di sini, Anda dapat menjelajahi:
Jerash adalah bukti nyata dari kebesaran Kekaisaran Romawi di Timur, dan berjalan di antara reruntuhannya adalah seperti melangkah kembali ke masa lalu yang gemilang.
Aqaba adalah satu-satunya kota pelabuhan Yordania dan merupakan gerbangnya ke Laut Merah. Terletak di ujung selatan negara itu, Aqaba menawarkan kontras yang menyegarkan dengan lanskap gurun di sekitarnya. Dengan perairannya yang jernih, terumbu karang yang berwarna-warni, dan iklim yang hangat sepanjang tahun, Aqaba adalah tujuan yang sempurna untuk relaksasi dan petualangan bawah air.
Aktivitas populer di Aqaba meliputi:
Aqaba juga merupakan Zona Ekonomi Khusus, yang berarti bebas pajak, menjadikannya tempat yang bagus untuk berbelanja. Ini adalah tempat yang ideal untuk bersantai setelah menjelajahi situs-situs sejarah dan gurun di Yordania.
Gunung Nebo adalah situs keagamaan yang sangat penting, terutama bagi umat Kristen dan Yahudi. Diyakini sebagai tempat di mana Nabi Musa melihat Tanah Perjanjian sebelum kematiannya, Gunung Nebo menawarkan pemandangan panorama yang menakjubkan dari Lembah Yordan, Laut Mati, Yerikho, dan bahkan Yerusalem pada hari yang cerah.
Di puncaknya terdapat memorial Musa, yang dibangun di atas sisa-sisa gereja Bizantium dari abad ke-4 Masehi. Gereja ini terkenal dengan koleksi mosaiknya yang indah, yang menggambarkan satwa liar, perburuan, dan aktivitas pedesaan. Sebuah salib serpentin modern, yang dikenal sebagai Tongkat Ular, berdiri di puncak sebagai simbol tongkat Musa.
Situs Pembaptisan "Bethany Beyond the Jordan" (Al-Maghtas) di tepi timur Sungai Yordan diakui secara luas sebagai tempat di mana Yesus Kristus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Situs Warisan Dunia UNESCO ini memiliki makna religius yang sangat besar bagi umat Kristen dari seluruh dunia. Penggalian arkeologi telah menemukan gereja-gereja kuno, kapel, biara, gua-gua, dan kolam pembaptisan, yang berasal dari periode Romawi dan Bizantium.
Pengunjung dapat berjalan menyusuri jalan setapak ke tepi sungai, melihat sisa-sisa gereja kuno, dan merenungkan makna spiritual tempat ini. Ada juga fasilitas modern untuk upacara pembaptisan.
Di gurun timur Yordania, tersebar sejumlah "Kastil Gurun" yang menakjubkan, yang dibangun oleh para khalifah Umayyah pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Bangunan-bangunan ini berfungsi sebagai karavanserai, pos militer, tempat peristirahatan berburu, atau bahkan resor mandi. Mereka menawarkan wawasan unik tentang arsitektur Islam awal dan gaya hidup para penguasa pada masa itu.
Mengunjungi kastil-kastil ini memberikan gambaran tentang kehidupan di perbatasan gurun kekaisaran Islam yang sedang berkembang.
Untuk memastikan perjalanan Anda ke Yordania berjalan lancar dan menyenangkan, berikut adalah beberapa tips penting:
Musim semi (Maret hingga Mei) dan musim gugur (September hingga November) adalah waktu terbaik untuk mengunjungi Yordania. Cuaca sejuk dan menyenangkan, ideal untuk menjelajahi situs-situs luar ruangan. Musim panas (Juni hingga Agustus) bisa sangat panas, terutama di Lembah Yordan dan Aqaba, sedangkan musim dingin (Desember hingga Februari) sejuk dan kadang-kadang hujan atau bersalju di dataran tinggi.
Yordania adalah negara yang sangat aman bagi wisatawan. Penduduknya ramah dan penegak hukum efisien. Namun, seperti halnya perjalanan ke negara mana pun, tetap waspada terhadap lingkungan sekitar Anda, terutama di tempat-tempat ramai, dan jaga barang-barang berharga Anda. Ikuti saran dari otoritas lokal dan pemandu wisata.
Yordania menawarkan berbagai pilihan akomodasi, mulai dari hotel mewah bintang lima di Amman, Petra, dan Laut Mati, hingga hotel butik yang menawan, guesthouse yang ramah, dan kamp Badui di Wadi Rum.
Bahasa Arab adalah bahasa resmi. Bahasa Inggris digunakan secara luas di tempat-tempat wisata dan bisnis. Mempelajari beberapa frasa dasar bahasa Arab (misalnya, "halo" - marhaba, "terima kasih" - shukran) akan sangat dihargai oleh penduduk setempat.
Di tengah warisan kunonya yang kaya, Yordania adalah negara yang berorientasi ke masa depan, menghadapi tantangan global dengan tekad dan inovasi. Sebagai sebuah monarki konstitusional, Yordania di bawah kepemimpinan Raja Abdullah II ibn Al Hussein, telah mengambil langkah-langkah untuk memodernisasi ekonomi, meningkatkan pendidikan, dan mempromosikan reformasi politik.
Yordania memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas di Timur Tengah yang seringkali bergejolak. Negara ini adalah mitra penting dalam upaya perdamaian regional dan telah menjadi tuan rumah bagi jutaan pengungsi dari Palestina, Irak, dan Suriah selama beberapa dekade, menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan meskipun sumber dayanya terbatas. Sumbangsih Yordania dalam menampung dan melindungi pengungsi adalah salah satu yang terbesar di dunia per kapita.
Meskipun menghadapi masalah kekurangan air yang parah, Yordania aktif dalam upaya konservasi lingkungan. Proyek-proyek seperti Dana Biosphere Reserve dan Wadi Mujib Biosphere Reserve adalah contoh komitmen negara terhadap perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem uniknya. Upaya juga dilakukan untuk mengembangkan energi terbarukan dan mengelola sumber daya air secara lebih efisien.
Yordania memiliki sektor pendidikan yang kuat dan telah berinvestasi besar dalam pengembangan sumber daya manusianya. Universitas-universitas di Yordania menarik mahasiswa dari seluruh kawasan. Sektor teknologi informasi juga berkembang, dengan Amman menjadi hub bagi startup dan inovasi digital di Timur Tengah.
Masa depan Yordania akan bergantung pada kemampuannya untuk mengatasi tantangan seperti perubahan iklim, kelangkaan air, ketergantungan energi, dan tekanan demografi. Namun, dengan sejarahnya yang panjang dalam beradaptasi, komitmennya terhadap pendidikan, dan peran strategisnya di kawasan, Yordania optimis dapat terus berkembang sebagai negara yang stabil, progresif, dan ramah.
Dari pasir merah Wadi Rum hingga keajaiban Petra, dari perairan asin Laut Mati hingga hiruk pikuk Amman, Yordania menawarkan sebuah perjalanan yang akan memperkaya jiwa dan pikiran Anda. Ini adalah tanah di mana sejarah hidup di antara reruntuhan kuno, di mana alam memamerkan keindahan yang mentah dan tak tertandingi, dan di mana keramahan penduduknya akan membuat Anda merasa seperti di rumah sendiri. Yordania bukan sekadar destinasi; ini adalah pengalaman yang akan tetap bersama Anda jauh setelah perjalanan Anda berakhir. Sebuah permata sejati di Timur Tengah, Yordania menunggu untuk ditemukan.